Kamis, 16 Juni 2016

cara membuat artikel yang bagus

cara membuat artikel yang bagus
Artikel yang bagus, bukan sekedar tulisan yang ‘memesona’ pembacanya, tapi adalah artikel yang mampu memberi manfaat nyata. Artikel yang bermanfaat adalah artikel yang membantu Anda mencapai tujuan Anda!

Lalu, bagaimana cara membuat artikel yang bagus?

Beberapa hal ini perlu mendapat perhatian:

1. Panjang tulisan

Tulislah sepanjang Anda memerlukannya. Tulislah sepanjang bisa mengurai semua apa yang ingin Anda sampaikan. Tidak kurang, tidak lebih!
Seringkali Anda bisa memangkas kalimat dan kata-kata yang tidak perlu, buang saja. Buat tulisan tetap simpel, namun bisa menyampaikan isi dengan baik. Menurut saya, tidak ada patokan berapa jumlah kata minimal untuk sebuah tulisan yang bagus. Beberapa orang mengatakan minimal 300, 500 atau 700 kata. Menurut saya tidak.
Tulislah sepanjang apapun, atau sependek apapun, jika mampu memberi solusi nyata dengan tuntas, itu adalah artikel yang bagus. Penggunaan kata dan kalimat yang tidak perlu, justru tidak membuat artikel itu menjadi lebih bagus.

2. Tata bahasa dan ejaan

Belajarlah menggunakan tata bahasa dan ejaan yang baik (saya sendiri masih belajar). Menulis ejaan yang tidak standar, tidak akan banyak membantu, kecuali jika audiens Anda sangat spesifik (komunitas gaul muda-mudi misalnya).
Kecuali Anda sedang menulis jurnal ilmiah, menggunakan tata bahasa dan ejaan yang luwes (namun tetap memperhatikan kaidah bahasa) adalah salah satu faktor yang membuat sebuah tulisan ‘enak’ untuk dinikmati.
Namun, hal ini tidak juga berarti Anda harus secara ketat menggunakan tata bahasa dan ejaan yang sangat baku. Menulis dengan terlalu berpatokan dengan tata bahasa dan ejaan yang baku secara ketat, juga bisa membuat tulisan menjadi sangat ‘kaku’ dan monoton.
Tanda baca juga tidak boleh dilupakan. Saya sendiri setiap kali selesai menulis selalu menyempatkan untuk membaca sekali lagi dari awal sampai akhir untuk mengecek masalah tata bahasa dan ejaan ini.

3. Ringan dibaca

Penggunaan tata bahasa, ungkapan, istilah, perumpamaan, atau ejaan yang tidak tepat dan berlebihan akan cepat membuat pengunjung blog berhenti membaca seketika. Menjaga tulisan agar tetap ringan dan mudah dicerna menjadi sesuatu yang sangat sangat penting.
Jika orang tidak mampu mencerna, mengartikan dan menerapkan solusi atau instruksi dalam tulisan Anda, maka Anda telah gagal menghadirkan artikel yang bagus.
Bagilah artikel yang cukup panjang menjadi beberapa sub-judul. Gunakan ilustrasi, gambar dan format teks (huruf tebal, miring, garis bawah dan lain-lain)untuk memperjelas isi. Gunakan kalimat yang tidak terlalu panjang. Dan terakhir, sebagai pengujian, baca keras-keras tulisan Anda seperti Anda berbicara: nyamankah didengarkan?

4. Topik

Tentu saja, topik adalah sesuatu yang penting dalam sebuah tulisan. Tulislah tentang apa yang Anda sukai, tentang apa yang Anda merasa nyaman dengan topik tersebut.

5. Gaya bahasa

Menulis dengan cara dan gaya penulisan yang dimengerti dengan baik oleh audiens Anda adalah hal yang penting lainnya. Pemahaman orang berbeda-beda dalam mencerna sebuah tulisan, di situ lah perlunya Anda menyesuaikan tulisan dengan audiens Anda. Mungkin Anda butuh beberapa waktu untuk penyesuaian dan mencari gaya bahasa yang tepat.

6. Intonasi

Seperti halnya bahasa verbal, bahasa tulisan pun memiliki intonasi, tergantung tujuan penulisnya. Ada nada positif, ada nada memerintah. Ada intonasi yang menyindir, ada yang damai, ada yang bersahabat, ada yang konfrontatif, berseberangan, vulgar, terkesan ditutupi dan lain sebagainya.
Sesuaikan intonasi dengan tujuan penulisan. Berlatih terus sampai Anda menemukan yang sesuai dengan karakter Anda sendiri. Saya sendiri lebih menyukai intonasi positif, dan selalu mengajak orang untuk berpikir positif (atau Anda menemukan intonasi lain dalam tulisan-tulisan saya?)

7. Kutipan

Pernahkah Anda merasa telah menemukan sebuah topik tapi tidak juga mulai menulis, hanya karena Anda tidak menemukan rujukan yang bisa dikutip? Saya sering.
Tapi sekarang saya sadar itu adalah sebuah kesalahan. Mengutip pendapat orang lain (apalagi seorang  yang ahli) adalah hal bagus, namun juga jangan sampai membuat kita menunda membuat postingan hanya karena belum menemukan tulisan orang lain untuk dikutip.
Blog kita bukan lah sebuah ensiklopedia yang hampir selalu memerlukan rujukan. Tulislah semampu, setahu, dan sepengalaman Anda sendiri tentang sesuatu. Jika Anda menemukan hal baru lainnya, Anda tinggal memperbaruinya. Itu jauh lebih baik dibanding Anda menunda untuk menulis sampai Anda menemukan sebuah rujukan.
Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat dan menulis sebuah artikel. Namun dari semuanya itu, ada satu hal yang menurut saya adalah yang paling penting, yaitu:

“Anda memiliki sesuatu untuk disampaikan”

Hemmm… Ya, Anda harus memiliki sesuatu untuk disampaikan. Saya banyak melihat orang membuat artikel di blog mereka, menulis sesuatu di media sosial sepanjang waktu: ketika mereka tidak memiliki sesuatu yang berarti dan bernilai untuk dibagikan. Pasti Anda pun melihatnya.
Kemungkinan karena mereka harus memenuhi jadwal ‘update wajib’, atau mereka ingin tetap ‘dianggap eksis’, hasilnya akan sama: jika tidak ada sesuatu yang bermanfaat untuk dibagikan, itu hanya akan memperburuk reputasi sendiri.
Sebagus apa blog Anda? Sebagus artikel terakhir yang Anda buat!
Apakah Anda ingin dikenal sebagai orang ‘bermulut besar’, yang rajin update setiap hari, tanpa memberi kontribusi nyata kepada pembaca?
Atau Anda ingin dikenal sebagai orang yang secara konsisten menyajikan artikel yang bernilai dan bermanfaat untuk pembaca?
“Go out! cari sesuatu yang baru, bertemu dengan orang, ajukan pertanyaan, gabungkan dan masak ide-ide, lakukan eksperimen, dan bagikan kepada orang lain”
Dari situlah artikel yang bagus berawal!

Jangan menunggu saat yang sempurna!

Kebuntuan dalam menganalisa masalah adalah salah satunya. Hilang semangat dan percaya diri untuk menulis adalah hal lainnya. Tidak punya waktu, hmmm… penyebab lainnya lagi. Sehingga membuat saya menunda dan terus menunda untuk menulis. Saya terus menunggu saat yang tepat dan sempurna untuk mulai menulis.

Saat yang sempurna tidak akan pernah ada!

Saya merasa telah memiliki sesuatu yang bagus untuk ditulis. Saya melihat sesuatu tengah terjadi dan menjadi trend dan saya memiliki pendapat sendiri tentang itu.
Tapi…… Saya terus menunggu, menunggu sampai saya menemukan saat yang ‘tepat’, saat yang penuh energi, saat yang penuh semangat (dan ilham?), untuk ikut memberikan kontribusi dan menuliskannya.
Tapi sayang, saya menemukan bahwa saat yang ‘tepat’ itu tidak pernah kunjung tiba. Dan saya sadar, itu adalah salah!
Jangan menunda, tulislah apa yang ada dalam pikiran Anda saat ini, saat Anda telah memiliki sesuatu yang bermanfaat dan bernilai untuk dibagikan.
Satu pertanyaan: apakah Anda hanya “memuntahkan” sesuatu kepada pengunjung blog Anda?
Ataukah Anda memberikan pengalaman nyata Anda sendiri, melalui tulisan-tulisan Anda?
Alih-alih memikirkan nilai lebih kepada pembaca, banyak orang hanya ‘memuntahkan’ kembali apa yang telah ada di benak banyak orang.
Alih-alih, melakukan eksperimen bermanfaat kemudian menceritakan hasilnya, banyak orang hanya ‘memantulkan’ kembali, mendaur ulang, bahkan begitu saja ‘memuntahkan’ cerita yang sama, berita yang sama, topik yang sama, sudut pandang yang sama, persis seperti yang telah ditulis oleh semua orang.
Jika ingin membuat artikel yang bagus, Anda tidak bisa hanya dengan cara membaca dan mendengar sesuatu, kemudian ‘melemparkannya’ begitu saja kepada pembaca.
Anda tidak bisa, begitu selesai membaca sebuah ebook, kemudian segera ‘memuntahkannya’ di blog Anda.
“Jika Anda telah melakukan sesuatu yang bernilai, maka berarti Anda telah memiliki sesuatu yang bernilai pula untuk dibagikan.”
Pelajari segala sesuatunya dari mana saja. Kemudian cerna, analisa, dan terapkan. Apakah itu bekerja dengan baik dan berguna untuk Anda sendiri? Jika ya, maka Anda kemudian bisa membagikannya kepada orang lain, berdasarkan pengalaman itu.
Jangan pernah menulis tentang ‘mendapatkan uang dari blog’, sampai Anda benar-benar telah mendapatkan uang dari blog Anda. Jangan mengajari orang tentang Adsense, jika Anda sendiri belum pernah mencoba menjalankan Adsense.
Intinya adalah: tulislah sesuatu tentang apa yang sedang Anda pelajari. Jujur terhadap pengalaman Anda sendiri.
“Tulislah apa yang sudah Anda coba dan terapkan, bukan sekadar apa yang Anda dengar dan Anda baca”

Lalu apa yang harus kita lakukan untuk bisa menulis artikel yang baik?

Pelajari sesuatu yang baru, terapkan dan lakukan uji coba, meski itu berarti harus berhadapan dengan kegagalan. Baca. Dengar. Diskusikan. Bertanya.
Pastikan Anda tidak hanya ‘melahap’ tapi juga mencerna, menerapkan dan mengujinya. Tidak ada cara membuat artikel yang lebih bagus dari itu.
Kesimpulannya adalah:
Jangan bagikan apa yang orang lain ceritakan. Tapi bagikan apa yang telah kita lakukan dan kita terapkan. Sesuatu yang bernilai: untuk dibaca, untuk dibagikan, untuk ditautkan dan sebagai sumber pembelajaran, dan Anda tidak perlu menunggu sampai tiba saat yang sempurna!
Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda memiliki definisi lain tentang artikel yang bagus? Atau Anda memiliki tips tersendiri cara membuat artikel yang bagus? Kiranya berkenan untuk berbagi melalui komentar. Semoga bermanfaat.

Advertiser


EmoticonEmoticon